Pijantung Telinga-kuning ( Arachnothera chrysogenys )


Berukuran sedang (17 cm), berwarna zaitun dan kuning. Tubuh bagian atas hijau-zaitun, tubuh bagian bawah kuning. Dikenali dari bercak kuning di pipi dan lingkar mata.
Iris coklat, paruh agak hitam, kaki coklat pucat.


Suara:
Nada tinggi pada waktu terbang “twit twit twit ii”.

Penyebaran global:
Semenanjung Malaysia dan Sunda Besar.

Penyebaran lokal:
Penghuni tetap yang tidak umum di hutan dataran rendah Kalimantan dan Sumatra (termasuk pulau satelitnya) sampai ketinggian 1400 m. Ada beberapa catatan nurung ini berbiak di hutan dataran rendah Jawa Barat. Tidak ada catatan di Bali.

Kebiasaan:
Suka mengunjungi pohon berbunga di tepi hutan, di semak belukar sekunder, dan taman.


Makanan:
Buah kecil, biji-bijian, dan laba-laba.

Perkembangbiakan:
Tidak ada keterangan
 

Pijantung Telinga-kuning ( Arachnothera chrysogenys )


Berukuran sedang (17 cm), berwarna zaitun dan kuning. Tubuh bagian atas hijau-zaitun, tubuh bagian bawah kuning. Dikenali dari bercak kuning di pipi dan lingkar mata.
Iris coklat, paruh agak hitam, kaki coklat pucat.


Suara:
Nada tinggi pada waktu terbang “twit twit twit ii”.

Penyebaran global:
Semenanjung Malaysia dan Sunda Besar.

Penyebaran lokal:
Penghuni tetap yang tidak umum di hutan dataran rendah Kalimantan dan Sumatra (termasuk pulau satelitnya) sampai ketinggian 1400 m. Ada beberapa catatan nurung ini berbiak di hutan dataran rendah Jawa Barat. Tidak ada catatan di Bali.

Kebiasaan:
Suka mengunjungi pohon berbunga di tepi hutan, di semak belukar sekunder, dan taman.


Makanan:
Buah kecil, biji-bijian, dan laba-laba.

Perkembangbiakan:
Tidak ada keterangan
 

Pijantung Telinga-kuning ( Arachnothera chrysogenys )


Berukuran sedang (17 cm), berwarna zaitun dan kuning. Tubuh bagian atas hijau-zaitun, tubuh bagian bawah kuning. Dikenali dari bercak kuning di pipi dan lingkar mata.
Iris coklat, paruh agak hitam, kaki coklat pucat.


Suara:
Nada tinggi pada waktu terbang “twit twit twit ii”.

Penyebaran global:
Semenanjung Malaysia dan Sunda Besar.

Penyebaran lokal:
Penghuni tetap yang tidak umum di hutan dataran rendah Kalimantan dan Sumatra (termasuk pulau satelitnya) sampai ketinggian 1400 m. Ada beberapa catatan nurung ini berbiak di hutan dataran rendah Jawa Barat. Tidak ada catatan di Bali.

Kebiasaan:
Suka mengunjungi pohon berbunga di tepi hutan, di semak belukar sekunder, dan taman.


Makanan:
Buah kecil, biji-bijian, dan laba-laba.

Perkembangbiakan:
Tidak ada keterangan
 

New Podcast Episode: Spring Sounds at Indigo Hill

There's a new episode available of my podcast "This Birding Life."

This episode (#36!) is a new type, I'm calling "Ear Candy" because it's audio-only. This is my attempt at creating shorter (but I hope no less interesting) episodes in between the longer episodes that come in both audio and enhanced audio (with images) formats. The longer episodes (I'm working on one about birding in Israel right now) take me a much longer time to create, which often means there are long lags between episodes. Which is why I'm hoping that Science can perfect cloning soon.


This episode "Sounds of Spring at Indigo Hill" is built with audio field recordings I did with my iPhone. And there's a bit of narration tossed in between. I hope you like it.

I'd also like to thank Carl Zeiss Sports Optics for their sponsorship support of "This Birding Life" and Podcast Central.
 

Burung-madu Pengantin ( Leptocoma sperata )


Berukuran kecil (10 cm), berwarna gelap. Jantan : tubuh bagian atas kebiruan tua mengkilap, topi hijau mengkilap, tenggorokan ungu mengkilap, dada merah buram. Perbedaannya dengan Burung-Madu mangrove : dada merah, tubuh lebih kecil. Betina : tubuh bagian atas berwarna zaitun, tubuh bagian bawah kuning. Mirip betina burung madu lain, tetapi lebih buram.
Iris coklat, paruh dan hitam.


Suara :
Kerikan tajam metalik "si-si-si", kadang-kadang "whiip" atau siulan nada ganda dengan nada pertama meninggi dan nada kedua menurun.

Penyebarab global :
India timur laut, Asia tenggara, Filipina, Semenanjung Malaysia, Sunda Besar, Nusa Tenggara dan Sulawesi.

Penyebaran lokal :
Kadang-kadang terlihat di hutan dataran rendah, hutan pantai, dan hutan mangrove di Sumatera (termasuk pulau-pulau kecil di sekitarnya), Kalimantan (termasuk pulau-pulau kecil disekitarnya), dan Jawa, sampai ketinggian 200 m, lebih tinggi di beberapa tempat di Kalimantan. Di Bali tidak tercatat.

Kebiasaan :
Lebih menyukai pinggir hutan, tempat terbuka dan habitat pinggiran lain, termasuk perkebunan karet. Biasanya hidup sendirian atau berpasangan.


Makanan :
Biji-biji kecil, nektar, buah-buahan, serangga, laba-laba

Perkembangbiakan :
Telur 2 butir berwarna coklat yang diletakkan pada sarang berbentuk kantung menggantung terbuat dari akar dan serat diikat pada sarang laba-laba, tidak jauh dari permukaan tanah. Berbiak dalam bulan Januari dan Maret-Mei.
 

Burung-madu Pengantin ( Leptocoma sperata )


Berukuran kecil (10 cm), berwarna gelap. Jantan : tubuh bagian atas kebiruan tua mengkilap, topi hijau mengkilap, tenggorokan ungu mengkilap, dada merah buram. Perbedaannya dengan Burung-Madu mangrove : dada merah, tubuh lebih kecil. Betina : tubuh bagian atas berwarna zaitun, tubuh bagian bawah kuning. Mirip betina burung madu lain, tetapi lebih buram.
Iris coklat, paruh dan hitam.


Suara :
Kerikan tajam metalik "si-si-si", kadang-kadang "whiip" atau siulan nada ganda dengan nada pertama meninggi dan nada kedua menurun.

Penyebarab global :
India timur laut, Asia tenggara, Filipina, Semenanjung Malaysia, Sunda Besar, Nusa Tenggara dan Sulawesi.

Penyebaran lokal :
Kadang-kadang terlihat di hutan dataran rendah, hutan pantai, dan hutan mangrove di Sumatera (termasuk pulau-pulau kecil di sekitarnya), Kalimantan (termasuk pulau-pulau kecil disekitarnya), dan Jawa, sampai ketinggian 200 m, lebih tinggi di beberapa tempat di Kalimantan. Di Bali tidak tercatat.

Kebiasaan :
Lebih menyukai pinggir hutan, tempat terbuka dan habitat pinggiran lain, termasuk perkebunan karet. Biasanya hidup sendirian atau berpasangan.


Makanan :
Biji-biji kecil, nektar, buah-buahan, serangga, laba-laba

Perkembangbiakan :
Telur 2 butir berwarna coklat yang diletakkan pada sarang berbentuk kantung menggantung terbuat dari akar dan serat diikat pada sarang laba-laba, tidak jauh dari permukaan tanah. Berbiak dalam bulan Januari dan Maret-Mei.
 

Burung-madu Pengantin ( Leptocoma sperata )


Berukuran kecil (10 cm), berwarna gelap. Jantan : tubuh bagian atas kebiruan tua mengkilap, topi hijau mengkilap, tenggorokan ungu mengkilap, dada merah buram. Perbedaannya dengan Burung-Madu mangrove : dada merah, tubuh lebih kecil. Betina : tubuh bagian atas berwarna zaitun, tubuh bagian bawah kuning. Mirip betina burung madu lain, tetapi lebih buram.
Iris coklat, paruh dan hitam.


Suara :
Kerikan tajam metalik "si-si-si", kadang-kadang "whiip" atau siulan nada ganda dengan nada pertama meninggi dan nada kedua menurun.

Penyebarab global :
India timur laut, Asia tenggara, Filipina, Semenanjung Malaysia, Sunda Besar, Nusa Tenggara dan Sulawesi.

Penyebaran lokal :
Kadang-kadang terlihat di hutan dataran rendah, hutan pantai, dan hutan mangrove di Sumatera (termasuk pulau-pulau kecil di sekitarnya), Kalimantan (termasuk pulau-pulau kecil disekitarnya), dan Jawa, sampai ketinggian 200 m, lebih tinggi di beberapa tempat di Kalimantan. Di Bali tidak tercatat.

Kebiasaan :
Lebih menyukai pinggir hutan, tempat terbuka dan habitat pinggiran lain, termasuk perkebunan karet. Biasanya hidup sendirian atau berpasangan.


Makanan :
Biji-biji kecil, nektar, buah-buahan, serangga, laba-laba

Perkembangbiakan :
Telur 2 butir berwarna coklat yang diletakkan pada sarang berbentuk kantung menggantung terbuat dari akar dan serat diikat pada sarang laba-laba, tidak jauh dari permukaan tanah. Berbiak dalam bulan Januari dan Maret-Mei.
 

Burung-madu Sumba ( Apricot-breasted Sunbirds )


Berukuran kecil (11 cm). Jantan : tubuh bagian atas hijau zaitun, tenggorokan biru metalik, tubuh bagian bawah kuning, bagian tengah dada berwarna jingga tua. Betina : tubuh bagian atas berwarna hijau pucat, tenggorokan dan dada bagian samping berwarna kuning keabu-abuan. Burung muda mirip dengan betina.

Suara :
Kerikan tajam metalik "si-si-si", kadang-kadang "whiip" atau siulan nada ganda dengan nada pertama meninggi dan nada kedua menurun.

Penyebarab global :
Endemik P. Sumba.




Penyebaran lokal :Umum di dataran rendah P. Sumba, NTB.

Kebiasaan :
Burung pemakan nektar yang sering mengunjungi kebun atau pohon berbunga. Burung jantan memiliki perilaku yang agresif dalam mempertahankan pohon teretorinya, mengusir dan menyerang pejantan lain yang datang. Hanya burung betina siap kawin yang diijinkan berkunjung dan mencari makan bersama di pohon berbunga yang menjadi teretorinya.


 

Burung-madu Sumba ( Apricot-breasted Sunbirds )


Berukuran kecil (11 cm). Jantan : tubuh bagian atas hijau zaitun, tenggorokan biru metalik, tubuh bagian bawah kuning, bagian tengah dada berwarna jingga tua. Betina : tubuh bagian atas berwarna hijau pucat, tenggorokan dan dada bagian samping berwarna kuning keabu-abuan. Burung muda mirip dengan betina.

Suara :
Kerikan tajam metalik "si-si-si", kadang-kadang "whiip" atau siulan nada ganda dengan nada pertama meninggi dan nada kedua menurun.

Penyebarab global :
Endemik P. Sumba.




Penyebaran lokal :Umum di dataran rendah P. Sumba, NTB.

Kebiasaan :
Burung pemakan nektar yang sering mengunjungi kebun atau pohon berbunga. Burung jantan memiliki perilaku yang agresif dalam mempertahankan pohon teretorinya, mengusir dan menyerang pejantan lain yang datang. Hanya burung betina siap kawin yang diijinkan berkunjung dan mencari makan bersama di pohon berbunga yang menjadi teretorinya.


 

Burung-madu Sumba ( Apricot-breasted Sunbirds )


Berukuran kecil (11 cm). Jantan : tubuh bagian atas hijau zaitun, tenggorokan biru metalik, tubuh bagian bawah kuning, bagian tengah dada berwarna jingga tua. Betina : tubuh bagian atas berwarna hijau pucat, tenggorokan dan dada bagian samping berwarna kuning keabu-abuan. Burung muda mirip dengan betina.

Suara :
Kerikan tajam metalik "si-si-si", kadang-kadang "whiip" atau siulan nada ganda dengan nada pertama meninggi dan nada kedua menurun.

Penyebarab global :
Endemik P. Sumba.




Penyebaran lokal :Umum di dataran rendah P. Sumba, NTB.

Kebiasaan :
Burung pemakan nektar yang sering mengunjungi kebun atau pohon berbunga. Burung jantan memiliki perilaku yang agresif dalam mempertahankan pohon teretorinya, mengusir dan menyerang pejantan lain yang datang. Hanya burung betina siap kawin yang diijinkan berkunjung dan mencari makan bersama di pohon berbunga yang menjadi teretorinya.


 

Gelatik Batu Sultan ( Melanochlora sultanea )


Kingdom: Animalia Phylum: Chordata Class Aves  Order: Passeriformes Family: Paridae  Genus: Melanochlora Species: M. sultanea Binomial name: Melanochlora sultanea Synonyms :
Parus flavocristatus
Berukuran agak kecil (20cm), Berwarna hitam dan kuning dengan jambul luar biasa panjang, lembut dan berwarna kuning. Betina mirip jantan tetapi tenggorokan dan dada berwarna kuning zaitun gelap, dan tubuh bagian atas tersapu warna zaitun.

Suara
Siulan melengking keras, berulang “ tsyiri-tsyiri-tsyiri” dan panggilan bahaya mengoceh bergetar.

Distribusi Global
Himalaya, China Selatan, Asia Tenggara, Indonesia (Sumatera) dan semenanjung Malaysia.

Distribusi Lokal dan Status

Terdaftar di Sumatera berdasarkan satu spesimen yang tidak jelas asalnya dan satu catatan (1938) dari sekelompok burung pada tajuk hutan dengan ketinggian 100m di Sumatera Utara

Kebiasaan

Hidup di tajuk hutan primer dan sekunder dalam kelompok campuran, aktif mencari serangga besar.

Status

Status IUCN: Least Concern     ver 3.1

 

Gelatik Batu Sultan ( Melanochlora sultanea )


Kingdom: Animalia Phylum: Chordata Class Aves  Order: Passeriformes Family: Paridae  Genus: Melanochlora Species: M. sultanea Binomial name: Melanochlora sultanea Synonyms :
Parus flavocristatus
Berukuran agak kecil (20cm), Berwarna hitam dan kuning dengan jambul luar biasa panjang, lembut dan berwarna kuning. Betina mirip jantan tetapi tenggorokan dan dada berwarna kuning zaitun gelap, dan tubuh bagian atas tersapu warna zaitun.

Suara
Siulan melengking keras, berulang “ tsyiri-tsyiri-tsyiri” dan panggilan bahaya mengoceh bergetar.

Distribusi Global
Himalaya, China Selatan, Asia Tenggara, Indonesia (Sumatera) dan semenanjung Malaysia.

Distribusi Lokal dan Status

Terdaftar di Sumatera berdasarkan satu spesimen yang tidak jelas asalnya dan satu catatan (1938) dari sekelompok burung pada tajuk hutan dengan ketinggian 100m di Sumatera Utara

Kebiasaan

Hidup di tajuk hutan primer dan sekunder dalam kelompok campuran, aktif mencari serangga besar.

Status

Status IUCN: Least Concern     ver 3.1

 

Gelatik Batu Sultan ( Melanochlora sultanea )


Kingdom: Animalia Phylum: Chordata Class Aves  Order: Passeriformes Family: Paridae  Genus: Melanochlora Species: M. sultanea Binomial name: Melanochlora sultanea Synonyms :
Parus flavocristatus
Berukuran agak kecil (20cm), Berwarna hitam dan kuning dengan jambul luar biasa panjang, lembut dan berwarna kuning. Betina mirip jantan tetapi tenggorokan dan dada berwarna kuning zaitun gelap, dan tubuh bagian atas tersapu warna zaitun.

Suara
Siulan melengking keras, berulang “ tsyiri-tsyiri-tsyiri” dan panggilan bahaya mengoceh bergetar.

Distribusi Global
Himalaya, China Selatan, Asia Tenggara, Indonesia (Sumatera) dan semenanjung Malaysia.

Distribusi Lokal dan Status

Terdaftar di Sumatera berdasarkan satu spesimen yang tidak jelas asalnya dan satu catatan (1938) dari sekelompok burung pada tajuk hutan dengan ketinggian 100m di Sumatera Utara

Kebiasaan

Hidup di tajuk hutan primer dan sekunder dalam kelompok campuran, aktif mencari serangga besar.

Status

Status IUCN: Least Concern     ver 3.1

 

It's Arbor Day! Plant a Tree!


Today (Friday, April 27) is Arbor Day, a holiday with its origins in the pioneer days on the Nebraska plains in the 1870s. Back then, farmers needed to plant trees as wind breaks to keep the plowed soil from blowing away. While I have mixed feelings about most of the Great Plains falling under the plow, which necessitated the planting of trees (that would never have naturally occurred there), I do believe that planting native trees in places where they belong is a good thing. You can read the history of Arbor Day here and learn about the Arbor Day Foundation here.

The Nature Conservancy is using the celebration of Arbor Day to focus attention on their Plant a Billion Trees project. The project focuses on restoration in the Atlantic Forest region of southeastern Brazil. I spent a week birding in this amazing part of the world back in 2008 (you can read a few of my blog posts here.) I witnessed vast tracts of forest, filled with birds and animals. And I also saw thousands of acres where the trees had been removed—often by slash-and-burn—and the land turned over to agricultural use. Some areas were so overgrazed and eroded that they were just bare, rocky earth.

The goal of this restoration project is to plant a billion trees in Brazil's Atlantic Forest by 2015. To help make this happen, TNC is asking for donation of a dollar per tree. More details can be found on the project's fancy, informative website: plantabillion.org.

Or, if you're wanting to make an impact closer to home, plant a native tree in your own backyard. Then stand back and take a deep breath of fresh air, because (don't forget) without trees, we would have a lot less oxygen to breathe.

Myself, I plan to find a really nice old tree on Arbor Day, put my arms around it and give it a long hug.
 

Burung Madu Sangihe ( Aethopyga duyvenbodei )


Burung Madu Sangihe (Aethopyga duyvenbodei) adalah salah satu jenis burung yang dilindungi oleh undang undang.Burung ini merupakan endemikSulawesi. Burung ini juga pernah dianggap sebagai burung terlangka di kawasan Wallacea. Burung ini sulit terlihat, terutama saat memakan madu di tajuk pohon yang tinggi

Panjang burung ini lebih kurang 12 cm. Ciri ciri burung madu Sangihe yang jantan ialah bagian atas hijau metalik dan biru. Punggungnya berwarna kuning zaitun. Pita tunggir dan tenggorokan nya berwarna kuning. Ciri ciri betina adalah bagian atasnya berwarna kekuningan. Begitu pula tunggirnya, tunggirnya berwarna kekuningan. Mahkotanya bersisik. Tenggorokan dan bagian bawahnya berwarna kuning .Habitat burung madu Sangihe adalah hutan dan kebun. Tepatnya, habitat burung ini adalah hutan primer dan tepi hutan

Selain memakan madu, burung ini memakan serangga kecil. Mereka mencari makan sambil bergerombol dengan burung burung kecil lainnya. Terkadang burung ini sendirian,berpasangan, atau berada dalam kelompok kecil. Biasanya teramati dan bergabung bersama burung madu dan burung cabai.Cara burung madu mendapatkan makanan adalah mengumpulkan serangga dari vegetasi dan sarang laba-laba
 

Burung Madu Sangihe ( Aethopyga duyvenbodei )


Burung Madu Sangihe (Aethopyga duyvenbodei) adalah salah satu jenis burung yang dilindungi oleh undang undang.Burung ini merupakan endemikSulawesi. Burung ini juga pernah dianggap sebagai burung terlangka di kawasan Wallacea. Burung ini sulit terlihat, terutama saat memakan madu di tajuk pohon yang tinggi

Panjang burung ini lebih kurang 12 cm. Ciri ciri burung madu Sangihe yang jantan ialah bagian atas hijau metalik dan biru. Punggungnya berwarna kuning zaitun. Pita tunggir dan tenggorokan nya berwarna kuning. Ciri ciri betina adalah bagian atasnya berwarna kekuningan. Begitu pula tunggirnya, tunggirnya berwarna kekuningan. Mahkotanya bersisik. Tenggorokan dan bagian bawahnya berwarna kuning .Habitat burung madu Sangihe adalah hutan dan kebun. Tepatnya, habitat burung ini adalah hutan primer dan tepi hutan

Selain memakan madu, burung ini memakan serangga kecil. Mereka mencari makan sambil bergerombol dengan burung burung kecil lainnya. Terkadang burung ini sendirian,berpasangan, atau berada dalam kelompok kecil. Biasanya teramati dan bergabung bersama burung madu dan burung cabai.Cara burung madu mendapatkan makanan adalah mengumpulkan serangga dari vegetasi dan sarang laba-laba
 

Burung Madu Sangihe ( Aethopyga duyvenbodei )


Burung Madu Sangihe (Aethopyga duyvenbodei) adalah salah satu jenis burung yang dilindungi oleh undang undang.Burung ini merupakan endemikSulawesi. Burung ini juga pernah dianggap sebagai burung terlangka di kawasan Wallacea. Burung ini sulit terlihat, terutama saat memakan madu di tajuk pohon yang tinggi

Panjang burung ini lebih kurang 12 cm. Ciri ciri burung madu Sangihe yang jantan ialah bagian atas hijau metalik dan biru. Punggungnya berwarna kuning zaitun. Pita tunggir dan tenggorokan nya berwarna kuning. Ciri ciri betina adalah bagian atasnya berwarna kekuningan. Begitu pula tunggirnya, tunggirnya berwarna kekuningan. Mahkotanya bersisik. Tenggorokan dan bagian bawahnya berwarna kuning .Habitat burung madu Sangihe adalah hutan dan kebun. Tepatnya, habitat burung ini adalah hutan primer dan tepi hutan

Selain memakan madu, burung ini memakan serangga kecil. Mereka mencari makan sambil bergerombol dengan burung burung kecil lainnya. Terkadang burung ini sendirian,berpasangan, atau berada dalam kelompok kecil. Biasanya teramati dan bergabung bersama burung madu dan burung cabai.Cara burung madu mendapatkan makanan adalah mengumpulkan serangga dari vegetasi dan sarang laba-laba
 

Rosella, Halau Hipertensi Sekuat Captopril

MENURUT data dari National Heart, Lung and Blood Association, hampir sepertiga warga negara Amerika menderita hipertensi. Hipertensi terjadi seperti sebuah selang kecil tipis berisi terlalu banyak air yang menekan. Bila terus menerus menekan, selang akan bocor dan selang bisa jadi bakal pecah.
Hal yang sama juga bisa terjadi pada pembuluh darah. Tekanan yang begitu kerap atau intens bakal membahayakan organ-organ lain seperti ginjal, jantung menimbulkan masalah sehingga muncul stroke, kebutaan, dan lain-lainnya.

Untuk mengontrol hipertensi, dokter biasanya merekomendasikan perubahan gaya hidup—olahraga, rileksasi, menghidari asupan garam—ditambah pengobatan. Selanjutnya, teh hibiscus bisa jadi tambahan terapi.

Tampaknya hibiscus atau yang kerap kita kenal sebagai bunga sepatu mampu menurunkan tekanan darah. sama seperti obat penurun tekanan darah, bunga berwarna merah juga kuning ini dikatakan dapat membuka pembuluh darah lebih lebar, menurunkan kekentalan darah dan meningkatkan produksi urin sehingga dapat mengurangi volum darah.

Teh hibiscus dibuat dari bunga Hibiscus sabdariffa, kadang-kadang disebut Rosella atau Karkade. Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan di Phytomedicine tahun 2004, para pasien minum setiap hari 10 gram bunga kering yang diseduh.

Hasilnya menunjukkan bahwa teh ini dapat mengontrol hipertensi jenis ringan maupun sedang seefektif Captopril, obat yang biasa digunakan untuk mengatasi hipertensi dan gagal jantung.

Hibiscus juga dikatakan bekerja cepat. Journal of Ethnopharmacology melaporkan bahwa setelah 12 hari, 31 pasien yang mengonsumsi teh Hibiscus rata-rata mengalami penurunan tekanan darah hingga 11,2 persen untuk tekanan sistolik dan 10,7 persen untuk tekanan diastolik.

Normalnya, tekanan sistolik 120 dan diastolik 80, artinya teh hibiscus dapat menurunkan tekanan darah hingga kondisi normal selama kurang lebih tidak sampai dua minggu. Bagaimana para penderita hipertensi sebaiknya menggunakan herba ini?

Ellen Kamhi, Ph.D, RN dan kawan penulis dari The Natural Medicine Chest (Evans & Co.,2000) merekomendasikan agar memberitahukan penggunaan herba ini kepada dokter sementara Anda menggunakan obat atau meninggalkan obat ini sambil mengecek tekanan darah setiap hari.

“Rasio dan risiko penggunaan herba dalam hal ini tentu saja lebih aman dan lebih baik dibanding obat. Karena itu cobalah untuk menggunakannya,” ujar Ellen.

Sumber : Alternative Medicine
 

Rosella, Halau Hipertensi Sekuat Captopril

MENURUT data dari National Heart, Lung and Blood Association, hampir sepertiga warga negara Amerika menderita hipertensi. Hipertensi terjadi seperti sebuah selang kecil tipis berisi terlalu banyak air yang menekan. Bila terus menerus menekan, selang akan bocor dan selang bisa jadi bakal pecah.
Hal yang sama juga bisa terjadi pada pembuluh darah. Tekanan yang begitu kerap atau intens bakal membahayakan organ-organ lain seperti ginjal, jantung menimbulkan masalah sehingga muncul stroke, kebutaan, dan lain-lainnya.

Untuk mengontrol hipertensi, dokter biasanya merekomendasikan perubahan gaya hidup—olahraga, rileksasi, menghidari asupan garam—ditambah pengobatan. Selanjutnya, teh hibiscus bisa jadi tambahan terapi.

Tampaknya hibiscus atau yang kerap kita kenal sebagai bunga sepatu mampu menurunkan tekanan darah. sama seperti obat penurun tekanan darah, bunga berwarna merah juga kuning ini dikatakan dapat membuka pembuluh darah lebih lebar, menurunkan kekentalan darah dan meningkatkan produksi urin sehingga dapat mengurangi volum darah.

Teh hibiscus dibuat dari bunga Hibiscus sabdariffa, kadang-kadang disebut Rosella atau Karkade. Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan di Phytomedicine tahun 2004, para pasien minum setiap hari 10 gram bunga kering yang diseduh.

Hasilnya menunjukkan bahwa teh ini dapat mengontrol hipertensi jenis ringan maupun sedang seefektif Captopril, obat yang biasa digunakan untuk mengatasi hipertensi dan gagal jantung.

Hibiscus juga dikatakan bekerja cepat. Journal of Ethnopharmacology melaporkan bahwa setelah 12 hari, 31 pasien yang mengonsumsi teh Hibiscus rata-rata mengalami penurunan tekanan darah hingga 11,2 persen untuk tekanan sistolik dan 10,7 persen untuk tekanan diastolik.

Normalnya, tekanan sistolik 120 dan diastolik 80, artinya teh hibiscus dapat menurunkan tekanan darah hingga kondisi normal selama kurang lebih tidak sampai dua minggu. Bagaimana para penderita hipertensi sebaiknya menggunakan herba ini?

Ellen Kamhi, Ph.D, RN dan kawan penulis dari The Natural Medicine Chest (Evans & Co.,2000) merekomendasikan agar memberitahukan penggunaan herba ini kepada dokter sementara Anda menggunakan obat atau meninggalkan obat ini sambil mengecek tekanan darah setiap hari.

“Rasio dan risiko penggunaan herba dalam hal ini tentu saja lebih aman dan lebih baik dibanding obat. Karena itu cobalah untuk menggunakannya,” ujar Ellen.

Sumber : Alternative Medicine
 

Burung-madu Sriganti


Burung-madu Sriganti adalah spesies burung yang mempunyai paruh lancip dan panjang, berdarah panas, dan membiak dengan cara bertelur, burung madu sriganti adalah burung yang berkerabat dekat dengan burung kolibri, burung ini suka menghisap madu bunga, bunga kelapa dan sering juga kita temukan sedang menghisap madu jantung pisang, burung madu sriganti umumnya mempunyai paruh yang super panjang dan lanci, namun ada juga yang mempunyai parung yang pendek menyerupai paruh spesies burung ordo, contohnya burung kacamata/pleci.

 

Burung-madu Sriganti


Burung-madu Sriganti adalah spesies burung yang mempunyai paruh lancip dan panjang, berdarah panas, dan membiak dengan cara bertelur, burung madu sriganti adalah burung yang berkerabat dekat dengan burung kolibri, burung ini suka menghisap madu bunga, bunga kelapa dan sering juga kita temukan sedang menghisap madu jantung pisang, burung madu sriganti umumnya mempunyai paruh yang super panjang dan lanci, namun ada juga yang mempunyai parung yang pendek menyerupai paruh spesies burung ordo, contohnya burung kacamata/pleci.

 

Burung-madu Sriganti


Burung-madu Sriganti adalah spesies burung yang mempunyai paruh lancip dan panjang, berdarah panas, dan membiak dengan cara bertelur, burung madu sriganti adalah burung yang berkerabat dekat dengan burung kolibri, burung ini suka menghisap madu bunga, bunga kelapa dan sering juga kita temukan sedang menghisap madu jantung pisang, burung madu sriganti umumnya mempunyai paruh yang super panjang dan lanci, namun ada juga yang mempunyai parung yang pendek menyerupai paruh spesies burung ordo, contohnya burung kacamata/pleci.

 

Misty Faded Memories

In my parents' house we have a lot of photo albums.  One of my favorite pastimes has always been  flipping through those old pictures to see my parents before they were married and then before they had me and my brother.  The hair people, the hair! As I've gotten older I've developed a keen interest in who my parents are and were as individuals, and then measuring myself against those characteristics to look for similarities.  No matter who we are, I think we all want to know where we come from.

My mom definitely carried on the picture taking tradition throughout my childhood.  We've got everything from first haircut to first day of school, mud pies in the field, the time my brother sat on my Barbie camper and squashed it (bloodcurdling shrieks), and teenage photos that basically entail a hand in the camera.  Thanks mom!  When I met Chris's parents for the first time, one of the things I noticed right away (aside from the cat paraphernalia--win) was their life on display throughout the house.  Not just formal family photos, but day-to-day type photos that spanned the years.  As we sat and talked, they shared vivid memories from those pictures that made for rich storytelling, and it's something I'll always remember.

This past weekend we were talking about how we basically haven't captured diddly squat of most of this past year on film. Or whatever it's technically called now. Time? WHO HAS THE TIME? Well you'll have a lot less of it if you can't remember it...SAD FACE.  Aside from time there's lugging around the camera.  Ever go to a restaurant supply store with a big ol' camera? Uh yeah, once. That's not happening again.  Rather than aiming for perfection we've decided to just Instagram or iPhone pic until we come up with a better solution. Or another hour in the day.

Scenes from this past Saturday:
I get a shot of my shoes on the way out the door. 
Moments later I'm at the restaurant. 
Okay not exactly moments later, but like around two hours later.
You see there was this pitstop at Target that entailed tribal print shorts and a maxi skirt...
soooooo I guess Target and I are back together then?
*Eyeroll*

This is what we call '20 minute breaks in the car'. That time when you can talk freely and candidly about your day in an attempt to determine what needs to be returned to Target.  And whether or not you might need to come into the restaurant for Happy Hour after all.

Mix of my faves on the weekend: Monkey Sweater-Madewell, T-James Perse, Shorts-Current/Elliott, Necklace & Bag-Vanessa Mooney, Shoes-Arnold Churgin.

 

Misty Faded Memories

In my parents' house we have a lot of photo albums.  One of my favorite pastimes has always been  flipping through those old pictures to see my parents before they were married and then before they had me and my brother.  The hair people, the hair! As I've gotten older I've developed a keen interest in who my parents are and were as individuals, and then measuring myself against those characteristics to look for similarities.  No matter who we are, I think we all want to know where we come from.

My mom definitely carried on the picture taking tradition throughout my childhood.  We've got everything from first haircut to first day of school, mud pies in the field, the time my brother sat on my Barbie camper and squashed it (bloodcurdling shrieks), and teenage photos that basically entail a hand in the camera.  Thanks mom!  When I met Chris's parents for the first time, one of the things I noticed right away (aside from the cat paraphernalia--win) was their life on display throughout the house.  Not just formal family photos, but day-to-day type photos that spanned the years.  As we sat and talked, they shared vivid memories from those pictures that made for rich storytelling, and it's something I'll always remember.

This past weekend we were talking about how we basically haven't captured diddly squat of most of this past year on film. Or whatever it's technically called now. Time? WHO HAS THE TIME? Well you'll have a lot less of it if you can't remember it...SAD FACE.  Aside from time there's lugging around the camera.  Ever go to a restaurant supply store with a big ol' camera? Uh yeah, once. That's not happening again.  Rather than aiming for perfection we've decided to just Instagram or iPhone pic until we come up with a better solution. Or another hour in the day.

Scenes from this past Saturday:
I get a shot of my shoes on the way out the door. 
Moments later I'm at the restaurant. 
Okay not exactly moments later, but like around two hours later.
You see there was this pitstop at Target that entailed tribal print shorts and a maxi skirt...
soooooo I guess Target and I are back together then?
*Eyeroll*

This is what we call '20 minute breaks in the car'. That time when you can talk freely and candidly about your day in an attempt to determine what needs to be returned to Target.  And whether or not you might need to come into the restaurant for Happy Hour after all.

Mix of my faves on the weekend: Monkey Sweater-Madewell, T-James Perse, Shorts-Current/Elliott, Necklace & Bag-Vanessa Mooney, Shoes-Arnold Churgin.

 
 
Support : Copyright © 2011. Trend burung - All Rights Reserved